Pesan Dalam Budaya Begalan Banyumas

Tradisi Begalan merupakan tradisi sakral yang masih dilestarikan oleh masyarakat Banyumas. Selain acaranya yang menghibur, tradisi ini juga sarat akan wejangan untuk pasangan yang akan mengarungi bahtera rumah tangga.

Dalam pelaksanaan tradisi Begalan, seorang yang memerankan Gunareka akan membawa barang-barang yang dipikul. Barang-barang tersebut adalah peralatan dapur yang masing-masing alat memiliki makna dan pesan untuk pengantin pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Pesan dalam pelaksanaan begalan yang disimbolkan dengan alat-alat dapur

Cething
Cheting adalah alat yang digunakan untuk tempat nasi yang terbuat dari bambu. Cething menjadi simbol bahwa manusia hidup di masyarakat sebagai mahluk sosial, melakukan semua hal sendiri tanpa bantuan orang lain dan lingkunganya.

Centhong
Centhong adalah alat yang digunakan untuk mengambil nasi. Centhong terbuat dari bahan kayu atau dari bahan tempurung kelapa. Centhong menjadi simbol  seorang yang sudah berumahtangga harus mampu mengoreksi diri. Harapannya ketika terjadi perselisihan antara suami istri mereka dapat menyelesaikan dengan baik, mengutamakan musyawarah mufakat sehingga terwujud keluarga yang sejahtera, bahagia lahir dan batin.

Irus
Irus adalah alat untuk mengambil dan mengaduk sayur yang terbuat dari kayu atau tempurung kelapa. Irus menjadi simbol orang yang sudah berumah tangga hendaknya tidak tergiur atau tergoda dengan pria atau wanita lain yang dapat mengakibatkan retaknya hubungan rumah tangga.

Siwur
Siwur adalah alat untuk mengambil air yang terbuat dari tempurung kelapa utuh dengan diberi tangkai kayu atau bambu. Siwur menjadi simbol orang yang sudah berumah tangga harus dapat mengendalikan hawa nafsu dan jangan suka menabur benih kasih sayang atau perasaan cinta kepada orang lain. Siwur juga sering dimaknai oleh masyarakat banyumas sebagai kependekan kata dari Asihe aja diawur-awur(rasa cintanya jangan ditebar).

Kukusan
Kukusan adalah alat untuk menanak nasi yang terbuat dari anyaman bambu berbentuk kerucut seperti gunung. Kukusan menjadi simbol bagi orang yang sudah berumah tangga agar berjuang untuk mencukupi kebutuhan hidup semaksimal mungkin.

Ilir
Ilir adalah kipas yang terbuat dari anyaman bambu, biasanya berbentuk segi empat. Ilir menjadi simbol bagi seseorang yang sudah berkeluarga supaya  bisa membedakan perbuatan baik dan buruk.

Ian
Ian adalah alat untuk menaruh nasi pada saat dikipasi dengan ilir. Ian terbuat dari anyaman bambu yang menjadi simbol atau melambangkan bumi dimana tempat kita berpijak.

Selain alat-alat di atas, alat-alat yang biasa dibawa dalam begalan juga ada Saringan yang terbuat dari bambu. Saringan adalah simbol bahwa dalam kehidupan berumahtangga harus bisa menyaring isu atau kabar, baik kabar baik maupun kabar buruk dengan sikap.

Wangkring juga menjadi alat pelengkap dalam tradisi Begalan. Wangkring atau pikulan terbuat dari bambu sebagai simbol dalam kehidupan berumahtangga harus bisa memikul tanggungjawab bersama sebagai suami dan istri.

Pada dasarnya Begalan merupakan tarian yang mengguakan alat – alat simbolis untuk menyampaikan pesan. Meskipun budaya ini mulai jarang ditemui, namun nilai hiburan dan pesan yang ada patut setidaknya kita ketahui.

Referensi

http://www.banyumasku.com/mengenal-tradisi-begalan-di-adat-pernikahan-banyumas/

Diterbitkan oleh Mia Setya Ningsih

Seorang penulis yang mendalami studi Jurnalistik di Politeknik Negeri Jakarta. Blog pribadinya menjadi wadah untuk menulis karya jurnalistik berupa artikel yang berhubungan dengan kebudayaan , wisata dan gaya hidup yang berkembang saat ini.

22 tanggapan untuk “Pesan Dalam Budaya Begalan Banyumas

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai